6 November 2002
Aku bahagia sekarang
Hari-hari ku sekarang selalu dihiasi olehnya
Aku suka senyumannya, aku suka cara dia tertawa, aku suka cara bicaranya, aku suka cara dia memarahiku, aku suka semua yang ada di dirinya..
Ya Allah, katakan pada hamba bila ia memang jodoh hamba
Love you honey :*
Gadis terus menangis melihat diarynya itu, lembaran yang telah dibacanya ribuan kali semenjak ia ditinggal kekasihnya. Lembaran tersebut kini telah usang, penuh dengan robekan dan tulisannya sudah tidak jelas lagi.
“Dia ga akan kembali kan? Sayang kamu dimana?? Aku butuh kamu, kenapa kamu ga temuin aku?” ucap gadis terisak-isak.
Gadis hanya ingat seorang cowo yang udah buat dia jatuh cinta buat pertama kalinya, cowo itu bernama Enggar. Cowo paling keren seantero SMAnya dulu, ketua OSIS, atlet basket, siswa paling berprestasi saat itu. Enggar menjadi idaman semua siswi SMA itu, tapi dia tetep kekeuh buat macarin Gadis. Siswi Kelas 1, Gadis itu jutek, ngeselin, suka mainin cowo, ga terlalu cantik tapi dia manis. Akhirnya mereka berdua pacaran setelah beberapa bulan Enggar PDKT dengan Gadis. Hari-hari mereka lalui berdua, kekantin berdua, keperpus berdua, Enggar juga sering kekelas Gadis, sampai-sampai mereka di juluki BEST COUPLE. Setahun mereka lalui berdua tanpa ada masalah sedikit pun.
“Dis, aku mau ngomong” Ucap Enggar sambil menarik tangan gadis
“Apa sayang? Kok pake acara tarik tangan aku segala? Emang penting ya?”Jawab Gadis.
“Aku mau kita putus” Seru Enggar setengah berteriak.
“Kenapa gar? Salah aku apa? Kenapa kamu mutusin aku? Aku ga mau gar, aku sayang kamu.” Jawab Gadis dengan linangan air mata.
“Alaah.. ga usah pura-pura nangis deh, kecentilan kamu aja belum bisa kamu ilangin. Baca tuh sms di HP kamu, gimana entar kalo aku married sama kamu? Aku ga mau tau, kita putus sekarang” Teriak Enggar dengan penuh kekesalan.
***
Sejak kejadian itu Enggar menghilang bak ditelan bumi, pindah sekolah, pindah rumah, ganti nomer. Enggar sama sekali tak bisa dihubungi. Gadis hanya bisa menangis tanpa dapat menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi kepada Enggar.
“Gar… kamu salah!! Sms itu dari sepupu jauh aku, dia hanya menanyakan kabarku. Kenapa kecemburuanmu itu merusak cintamu yang tulus kepada ku??” sesal Gadis.
Gadis terus berusaha mencari Enggar, dia berusaha menghubungi teman-teman Enggar tapi tidak ada satupun yang tau Enggar kemana. Sejak saat itu Gadis menjadi pemurung dan tak banyak bicara, kegiatannya hanya belajar dan terus didepan komputer tanpa penah ia memikirkan kesehatannya sendiri. Yang ia pikirkan hanya kemana Enggar pergi. Gadis menjadi sangat kurus, sering kali ia keluar masuk RS karena tifus, anemia dan maag yang ia derita.
8 tahun berlalu…
Gadis kini telah menjadi dokter, cita-cita yang telah diimpikannya sejak di bangku SD. Tapi hingga kini Gadis tidak pernah membuka hatinya untuk lelaki manapun, ia masih teringat dengan Enggar.
“Dok, ada seseorang yang ingin berkonsultasi dengan anda” Ujar seorang suster.
“Ya sus, suruh saja dimasuk ruangan saya” Jawab gadis
Lelaki itu masuk dengan menundukkan setengah wajahnya..
“Sepertinya aku kenal dia” Ucap Gadis dalam hati.
“Silahkan pak, ada yang bisa saya bantu?” Tanya Gadis.
Lelaki itu melihat Gadis dan kembali menunduk..
“Pak.. kok diam? Apa anda mendengar saya pak?” Tanya Gadis lagi.
“Dis, apa kamu udah ga kenal aku? Maafin aku Dis” Ucap lelaki itu sambil melihat mata gadis yang telah dipenuhi linangan air mata.
“Ini Enggar? Kenapa kamu ga nyari aku dari dulu? Kenapa kamu harus menemuiku sekarang? Kenapa kamu temui aku disaat hatiku mulai bisa mengobati sakit yang kamu buat dulu? Gar, hatiku tetap buat kamu. Walau kamu udah ninggalin aku 8 tahun lamanya, tapi cinta itu tetap buat kamu Gar” Batin Gadis.
Gadis hanya bisa menangis dan terus menangis, tangisan haru, bahagia, sedih semuanya menjadi satu mlam itu.
“Dis, jawab aku!! Kamu jawab dong, jangan diam aja. Aku kangen kamu dis, aku butuh kamu dis. Rasa di hati ini ga akan pernah berubah. Maafin aku dis” Teriak Enggar.
“Kenapa kamu tinggalin aku?” Tanya Gadis datar.
“Waktu itu aku sedang emosi dis, setelah aku putusin buat pindah ke Melbourne menyusul orangtuaku aku baru sadar kalo keputusan yang aku ambil salah. Aku salah mutusin kamu waktu itu, aku udah salah paham sama kamu.” Jawab Enggar penuh sesal.
“Jadi tujuan kamu temuin aku sekarang apa?” Tanya Gadis lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar