Sabtu, 27 April 2013

Kita


Malam itu aku terlalu sibuk dengan duniaku, mengetik berderet kode tugas yang deadlinenya tinggal beberapa jam lagi. Hanya sekedar mengiriminya pesan singkat pun aku tak sempat. Tugas ini benar-benar membajak habis waktuku, bahkan untuk sekedar melihat bintang favoritku pun aku tak punya waktu.
“Seru banget nugasnya. Jalan yuk”
Dia datang, hanya berselang 30 menit saat terakhir dia menelponku. Dia memang sering sekali mengagetkanku, hanya sekedar menemaniku makan atau jalan-jalan dibawah sinar rembulan. Dia, dia lelaki blasteran Aceh-Padang yang telah berhasil mencuri hati kecilku. Hari ini dia mengajakku duduk di taman kota, tempat favoritku menghabiskan malam. Ditemani segelas susu cokelat kesukaanku kami larut dalam canda tawa, memandangi langit dan larut dalam dunia yang dia ciptakan hanya untukku.
“Kamu tau kenapa aku memilihmu?”
“Itu 1 hal yang aku ga pernah tau ra, kamu harus cerita”
“Aku punya beberapa jawaban”
“Apa?”
“Kamu tegas, kamu sabar, dan banyak lagi. Kalau aku cerita seharian pun belum tentu selesai”
Dia tersenyum manis sekali, senyuman khasnya yang selalu aku rindukan setiap saat. Dia menatap mataku dalam, senyumnya kembali merekah. Garis lengkung sempurna ciptaan Tuhan yang selalu aku kagumi.
“Aku memilihmu karna cuma kamu perempuan yang mengambil tulang rusukku”
Hanya beberapa kata dari bibir indahnya itu yang meyakinkan aku dan mengabaikan si penulis itu. Ku abaikan banyak orang hanya untuk melihat senyuman indahnya. Senyum lembut yang dianugerahkan Tuhan padanya. Aku telah mencuri tulang rusuk mahluk Tuhan ini, dan hanya aku pencurinya. Malam semakin larut, menyisakan ribuan bintang disana yang sekarang sedang menjadi saksi terbentuknya kata “kita”. Kita yang terbentuk dari sepasang mahluk Tuhan yang diikat takdir.
“I wanna grow old with you ra"
Lagi-lagi aku tersipu dibuat lelaki ekstrovert ini, lelaki yang ku curi rusuknya.

© 2012 Aneuk Dara Template designed by BlogSpot Design - Ngetik Dot Com