Gini nih, ceritanya guru nyuruh bikin drama. "Karang aja sesuka kalian, gak usah pake bahasa baku ya! modif yang udah ada juga boleh". Nah itu dia kata gurunya, jadi berhubung otak udah gak tau bikin apa lagi yaudah deh jadi lah drama "TELAGA WARNA" versi Dara Intan Noersaif.. cekidot!
Zaman dahulu, ada sebuah kerajaan di Jawa Barat bernama Kutatanggeuhan. Kutatanggeuhan merupakan kerajaan yang makmur dan damai. Rakyatnya hidup tenang dan sejahtera karena dipimpin oleh raja yang bijaksana. Raja Kutatanggeuhan bernama Prabu Suwartalaya dan permaisurinya bernama Ratu Purbamanah. Raja dan ratu sangant bijaksanasehingga kerjaan yang dipimpin makmur dan tenteram. Semua sangat menyenangkan. Sayangnya, Prabu dan istrinya belum memiliki anak. Itu membuat pasangan kerajaan itu sangat sedih.
Ratu: Kanda.. kenapa kita tak kurun diberi anak?
Raja: mungkin belum saatnya dinda, kita harus sabar menunggu dinda..
Ratu: mungkin kanda.. kita harus sabar menunggu
Penesehat: bagaimana jika baginda mengangkat anak saja?
Ratu&Raja: tidak!!
Raja: Buat kami, anak kandung adalah lebih baik dari pada anak angkat
Ratu: kita harus lebih sabar kanda
Ratu sering murung dan menangis. Prabu pun ikut sedih melihat istrinya. Lalu Raja pergi ke hutan untuk bertapa. Di sana sang Raja terus berdoa, agar dikaruniai anak. Beberapa bulan kemudian…
Ratu: Alhamdulillah kanda.. kita sudah dikaruniai anak yang lucu dan cantik
Raja: iya dinda, mari kita adakan pesta dinda..
Penasehaaaaaaaaat…
Penasehat: Iya baginda.. saya disini
Raja: umumkan lah kepada seluruh rakyat bahwa kami akan mengadakan pesta yang meriah.. Pesta besar-besaran untuk menyambut kelahiran bayi kami ini..
Penasehat: baiklah baginda, semua hamba lakukan demi putri
Lalu Penasehat mengumumkan kepada rakyat..
Penasehat: Wahai para rakyat.. besok akan diadakan pesta besar-besaran dikerajaan ini. Semuanya diharuskan membawa kado untuk putri kita yang baru saja dilahirkan.
Ratu melahirkan seorang putri yang diberi nama Gilang Rukmini. Penduduk negeri pun mengirimi putri kecil itu aneka hadiah. Bayi itu tumbuh menjadi anak yang lucu. Belasan tahun kemudian, ia sudah menjadi remaja yang cantik. Prabu dan Ratu sangat menyayangi putrinya. Mereka memberi putrinya apa pun yang dia inginkan. Namun itu membuatnya menjadi gadis yang manja. Kalau keinginannya tidak terpenuhi, gadis itu akan marah. Ia bahkan sering berkata kasar. Walaupun begitu, orangtua dan rakyat di kerajaan itu mencintainya.
Putri: Ayahanda.. sebentar lagi aku akan menginjak umur 17 tahun.. aku ingin pesta yang sangat meriah..
Raja: baiklah ananda, ayahanda akan mengadakan pesta yang meriah untukmu..
Putri: Ibunda, aku ingin kado yang special sekali.. aku kan sudah dewasa ibunda..
(memeluk ratu dengan manja)
Ratu: tenang sayang, kami akan memberi kamu hadiah terbaik
Putri: Terimakasih ibunda, aku sayang kalian..
Raja: penaseeeeeeeeehat…
Penasehat: iya baginda.. hamba dataang
Raja: siapkan pesta yang meriah untuk putriku..
Penasehat: Diumumkan kepada seluruh rakyat, mala mini akan diadakan pesta besar-besaran di istana ini untuk merayakan ulang tahun putri Gilang Rukmini yang ke 17 tahun.
Raja: Tolong, buatkan kalung yang sangat indah untuk putriku
Penasehat: Dengan senang hati, Yang Mulia
Hari ulang tahun pun tiba. Penduduk negeri berkumpul di alun-alun istana. Ketika Raja dan Ratu datang, orang menyambutnya dengan gembira. Sambutan hangat makin terdengar, ketika Putri yang cantik jelita muncul di hadapan semua orang. Semua orang mengagumi kecantikannya.
Raja: Putriku tercinta, hari ini aku berikan kalung ini untukmu. Kalung ini pemberian orang-orang dari penjuru negeri. Mereka sangat mencintaimu. Mereka mempersembahkan hadiah ini, karena mereka gembira melihatmu tumbuh jadi dewasa. Pakailah kalung ini, Nak.(Prabu lalu bangkit dari kursinya. Kalung yang indah sudah dipegangnya)
Putri: Aku tak mau memakainya. Kalung ini jelek!! (melempar kalung ke lantai)
Ratu: kenapa kamu ini nak? (menangis)
Putri: Aku tidak suka kalung itu, kalung itu jelek!! Dari logam rongsokan, tanpa berlian!!
Penasehat: itu berlian yang mulia, coba yang mulia liat
Putri: Berlian apa katamu?? Sekecil itu berlian? Itu yang kau sebut berlian?
Ratu: sudahlah nak, jangan kau perbesar masalah ini
Putri: kalian bilang kalian sayang aku, ini yang kalian sebuat sayang?
Raja: nak, jangan dibesar-besarkan lagi.. cukup nak!
Penasehat: benar yang mulia, cukup. Nanti aka hamba buatkan kalung yang lebih indah lagi.
Putri: ahh!! Kalian mengecewakanku!! Mana kado istimewa untuk ku?? Dasar pembohong!! Hanya bisa bicara! Aku benci kalian semua..
Ratu: anakku.. sudah cukup nak (menangis)
Tiba-tiba meledaklah tangis Ratu Purbamanah. Dia sangat sedih melihat kelakuan putrinya.Akhirnya semua pun meneteskan air mata, hingga istana pun basah oleh air mata mereka. Mereka terus menangis hingga air mata mereka membanjiri istana, dan tiba-tiba saja dari dalam tanah pun keluar air yang deras, makin lama makin banyak.
Putri: Aaaahh.. tolong!! Hentikan!! Ampun..
Hingga akhirnya kerajaan Kutatanggeuhan tenggelam dan terciptalah sebuah danau yang sangat indah yang bernama “Telaga Warna”
Rahima Rianita sebagai Ratu
Hafizha sebagai Penasehat
Mahila sebagai Raja
Dara Intan Noersaif sebagai Putri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar