Judul:
“Bahasa Indonesia, Sebuah Pengantar Penulisan Ilmiah”
Pengarang:
Felicia N. Utorodewo, Boen S.Oemarjati, Lucy R. Montolalu, L. Pamela Kawira
Data
Publikasi: Bahasa Indonesia, Sebuah Pengantar Penulisan Ilmiah, IV: Agustus
2011, 174
Persiapan untuk menulis sebuah karya
ilmiah berbeda dengan persiapan menulis sebuah berita. Jika menulis berita
topik sudah tersedia, yakni hal yang harus diliput. Tidak demikian dengan karya
ilmiah seringkali topik sudah ditentukan tapi terkadang juga si penulis harus
menentukan topiknya sendiri. Biasanya topik yang dipilih berkaitan dengan hal
yang sedang diteliti. Karya ilmiah harus disusun secara sistematis, setiap
langkah terencana serta terkendali, konseptual dan prosedural. Berdasarkan
syarat tersebut kemudian dilakukan pemilihan topik disertai penetapan tujuan,
kemudian topik dan tujuan tersebut dirumuskan menjadi sebuah tesis yang utuh.
Topik seringkali sulit dibedakan
dari judul, sebuah topik dapat apa saja pada akhirnya dijadikan judul tulisan.
Tetapi topik tidak sama dengan judul, tidak selalu sebuah topik adalah sebuah
judul. Mungkin saja terjadi sebuah judul mengandung topik. Dalam Keraf (1997),
dikatakan bahwa topik berasal dari
kata Yunani, topoi, yang berarti
‘tempat’. Ada empat syarat memilih topik, yaitu:
- Menarik minat penulis,
- Diketahui dan dikuasai oleh penulis,
- Harus cukup sempit dan terbatas,
- Sebaiknya, tidak terlalu baru, teknis, atau controversial (khusus untuk penulis pemula)
Jika selesai memilih topik langkah
berikutnya adalah menetapkan tujuan penulisan. Menurut Keraf (1997), tujuan
penulisan ada dua, yaitu:
- Sesuatu yang ingin disampaikan oleh penulis berlandaskan topik yang telah dipilih
- Maksud penulis dalam menguraikan topik bahasan.
Langkah berikutnya adalah merumuskan
tesis, yakni menggabungkan topik dan tujuan kita. Tesis sebenarnya sama dengan
tema. Dalam laras ilmiah, sebagaimana diuraikan dalam Keraf (1997), tesis
adalah tema bagi laras ilmiah yang berbentuk satu kalimat dengan topik dan
tujuan yang berfungsi sebagai gagasan sentral kalimat tersebut. Kata tema berasal dari bahasa Yunani, tithenai, yang berarti ‘menempatkan’
atau ‘meletakkan’. Dalam proses penulisan sebuah karya, tema berarti sebuah
perumusan dari topik yang telah dipilih sebagai landasan pembicaraan dan tujuan
yang akan dicapai melalui pilihan topik tadi.
Dalam merumuskan sebuah tesis, harus
diperhatikan pula bentuk kalimat tesis itu dengan memperhatikan lima hal
berikut ini.
- Harus berupa sebuah kalimat hasil perumusan topik dan tujuan.
- Dapat berupa kalimat tunggal atau kalimat majemuk bertingkat.
- Tidak boleh berupa kalimat majrmuk setara.
- Harus bergagasan sentral, dalam hal ini gagasan utama kalimat tesis.
- Tidak mengandung kata negasi dan kata relatif, seperti beberapa, hanya, agak.
- Sebuah tesis yang baik harus memiliki:
- Kejelasan,
- Kesatuan,
- Perkembangan yang jelas,
- Keaslian,
- Kecocokan judul.
Tesis
dan topik bukan judul. Jika topik dan tesis dirumuskan di awal proses
penulisan, sebaliknya perumusan judul dilakukan setelah seluruh karangan
selesai. Sebuah judul harus memiliki persyaratan:
- Ringkas
- Provokatif, dan
- Relevan dengan isi.
Ada
syarat lain yang merupakan syarat khas untuk tesis berkaitan dengan sifat
ilmiahnya, yaitu:
- Bersifat terbatas, jika sudah ditetapkan jenis pendekatan yang akan digunakan dalam penulisan,
- Mengandung kesatuan dengan hanya satu gagasan sentral,
- Mengandung ketepatan, yaitu tesis mengandung kata atau istilah yang mengandung satu pengertian yang dapat dipertanggungjawabkan pengertiannya dalam tulisan ilmiahnya kelak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar