Minggu, 25 Desember 2011

Surat Untuk Calon Suamiku Kelak

 Assalamualaikum...

Dear Suamiku Kelak..
Apa kabarmu? Sedang apa kamu disana? Apa kamu juga memikirkan hal yang sama sepertiku? Aku ingin sekali bercerita tentang kehidupanku sekarang kepadamu, aku ingin berbagi semua celotehanku kepadamu, aku ingin berbagi tangisku padamu, aku ingin berbagi tawa ini bersamamu, aku ingin berbagi kesedihan ini denganmu.

Dear Suamiku Kelak…
Dimana kamu sekarang? Sudahkah sangat dekat denganku atau kita terpisah jarak yang teramat jauh? Dimanapun kamu, aku ingin kamu tau aku disini masih sabar menunggumu sampai saatnya tiba.  Saat dimana aku dan kamu dipertemukan Allah, saat dimana kamu memakaikan cincin dijari manisku, saat kamu mengucapkan ijab Kabul dihadapan orangtuaku.

Dear Suamiku Kelak..
Mungkin kamu sekarang sedang menjalin hubungan dengan wanita lain, tapi aku mohon jagalah hatimu yang seharusnya menjadi milikku kelak. Aku tidak ingin ada setitikpun tersisa tentangnya dihatimu.

Dear Suamiku Kelak…
Mungkin sekarang aku hanya wanita manja yang sangat egois, tapi aku selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik bagimu kelak. Aku sedang belajar menjadi pribadi yang lebih baik, aku sedang belajar mengurangi kadar keegoisanku, aku sedang belajar bagaimana membuatmu nyaman disisiku, aku sedang belajar menjadi istri yang kamu idam-idamkan, aku juga sedang belajar menjadi seorang ibu yang baik untuk anak-anak kita kelak.

Dear Suamiku Kelak..
Aku yakin Allah sangat mencintaimu seperti Allah mencintaiku dan orang-orang muslim yang selalu bertawakal kepadaNya. Aku yakin Allah sedang melatihmu menjadi seorang lelaki beriman, pribadi yang bersahaja, seorang suami yang akan menjagaku, seorang ayah yang selalu menjaga anak-anak kita, seorang kepala rumah tangga yang senantiasa mengayomi aku dan anak-anakmu kelak.

Dear Suamiku Kelak…
Pernah suatu ketika aku membaca sebuah kisah; "Aku minta pada Allah setangkai bunga segar, Dia memberiku kaktus berduri. Aku minta kepada Allah hewan mungil nan cantik, Dia beri aku ulat berbulu. Aku sempat kecewa dan protes. Betapa tidak adilnya ini. Namun kemudian kaktus itu berbunga, sangat indah sekali. Dan ulatpun tumbuh dan berubah menjadi kupu-kupu yang teramat cantik. Itulah jalan Allah, indah pada waktunya. Allah tidak memberi apa yang kita inginkan, tapi Allah memberi apa yang kita butuhkan." Dari kisah ini aku belajar, mungkin kamu bukan seperti yang aku bayangkan selama ini, tapi aku akan menerima semua kekurangan dan kelebihanmu karena kamulah yang aku butuhkan dan aku yakin kamulah yang terbaik bagiku.

Dear Suamiku Kelak…
Jika nanti aku mengeluh jangan pukul aku, tapi nasehati aku dan rangkullah aku. Jika nanti aku marah jangan membentakku, tapi tenangkan aku dalam pelukmu. Aku yakin kamu adalah seorang pria yang sabar yang akan selalu ada untukku dan anak-anak kita kelak. Aku yakin kamu akan menjadi imam yang baik dikeluarga kita kelak.

Dear Suamiku kelak…
Aku yakin, kamu adalah lelaki pilihan yang diutus Tuhan untukku. Untuk membenahi hidupku, untuk menunjukkan jalan menujuNya, menemani hari tua ku kelak, juga yang akan menyayangiku disaat ku baik atau pun jelek. Semoga benar itu kamu, maka cepatlah kamu datang. Bukannya aku tak sabar, aku hanya takut waktu melewatkan kita. Sebenarnya, aku sedikit penasaran denganmu. Kamu terlalu lama bertualang di luar sana, sampai-sampai kamu lupa bagaimana cara mencariku. Untungnya, aku wanita yang sabar. Aku masih menunggumu, tepat di depan pintu hati. Aku tak menggubris mereka yang datang hanya untuk bermain-main. Aku menantimu yang ingin menetap lama sampai akhir hayat. Cepatlah datang, jangan sampai ku salah langkah..




With Love
Calon Istrimu Kelak




3 komentar:

  1. huaakakakakakakaakakakakakakakkakakakakakakakakakakakakakakkaka monyetttttttttttttttttttt
    merinding la ak baca nya.......

    tapiiiiiii apa masi ada cewek kek gitu di jaman kayak gini..... ha? huakakakakakaakkakaka x///D

    BalasHapus

© 2012 Aneuk Dara Template designed by BlogSpot Design - Ngetik Dot Com