Terdiam aku disudut ruangan ini
Pengap, gelap, sunyi
Perih terasa disini, didadaku
Aku hanya diam dan terus menangis
Masih sangat jelas dibenakku bayangan itu
Masih sangat nyata kenangan itu ku rasa
Dan lagi-lagi.. aku hanya bisa terdiam
Terdiam seperti seorang bocah yang kehilangan pita suara
Melihat sesosok diujung sana membuat luka itu seolah berdarah
Aku tau sosok itu, aku kenal dia..
Seseorang yang selalu aku hindari
Bahkan dimimpipun aku selalu menghindarinya
Seperti berpacu dengan masa lalu
Seperti rembulan yang ingin bertemu sang mentari
Seperti topan yang ingin bersatu dengan pelangi
Seperti si bodoh yang menginginkan salju di hutan tropis
Aku memang merindukannya, aku memang masih mencintainya
Tapi itu mustahil..
Aku merasa seperti si iblis kecil yang mengelukan sesosok malaikat
Ini semua sudah berakhir dan terlambat untuk diperbaiki
Pelukanmu hanya angan-angan yang terlalu liar bagiku
Terisak aku menahan tangis di ujung mataku
Aku tak ingin terlihat rapuh dihadapanmu
Aku tak ingin seorang pun tau aku masih terpuruk disini
Aku hanya ingin mengobati luka ini
Terkadang ku beranikan diri melintas dihadapanmu
Hanya untuk mempertontonkan serangkai kebohongan
Aku baik-baik saja sekarang
Aku bisa tanpamu, aku mampu berdiri disini
Kebohongan manis yang entah kapan akan terungkap
Lagi dan lagi aku hanya bisa menangis
Apakah kau tau aku merindukanmu?
Apakah kau tau rasa itu masih sama?
Andai saja egoku tak sebesar ini
Andai saja kebohongan ini terungkap
Tidak ada komentar:
Posting Komentar