Jumat, 02 Juli 2010

Bakteri Pun Berkomunikasi Sebelum Menyerang Tubuh Inangnya

Sebelum melakukan serangan ke tubuh manusia bakteri akan melakukan percakapan dulu. Sekumpulan organisme kecil akan ngobrol terlebih dahulu menentukan target yang akan dimasukinya di luar atau dalam tubuh manusia.


Bakteri memiliki percakapan seperti bisik-bisik untuk menghitung jumlahnya sebelum mencoba melakukan serangan terhadap organisme tuan rumahnya. Mikroorganisme ini bisa berada di kulit atau dalam organ tubuh lainnya.


“Jika bakteri bekerja secara individu, maka dampak terhadap lingkungannya akan kecil. Karenanya bakteri selalu membentuk koloni sehingga bisa menimbulkan dampak tersendiri bagi tubuh,” ujar Bonnie Bassler, seorang profesor biologi molekuler dari Princeton University, seperti dikutip dari LiveScience,

Bakteri berkomunikasi dengan menggunakan bahan kimia, yaitu melepaskan molekul kecil ke dalam media di sekitarnya yang dapat dideteksi melalui reseptor pada permukaan sel bakteri lainnya.



Ketika sejumlah sinyal molekul ini tercapai, maka masing-masing individu dari bakteri ini sudah mengetahui bahwa teman-teman didekatnya sudah memulai suatu tindakan. Proses ini dikenal sebagai penginderaan quorum.

Penginderaan quorum ini digunakan oleh bakteri virulen (bakteri jahat) untuk menginfeksi inangnya, misalnya bakteri Vibrio cholerae,– yang menyebabkan penyakit kolera–, mengandalkan penginderaan quorum untuk mengkoordinasikan penyerangan ke tubuh inangnya. Selain itu komunikasi ini juga dilakukan mikroba lainnya untuk tindakan terkoordinasi yang lebih ramah.

Jenis penginderaan quorum yang dilakukan tiap bakteri kadang berbeda-beda, misalnya bakteri Vibrio fischeri menggunakan alat komunikasi berupa cahaya yang bisa dihasilkan oleh tubuhnya sendiri. Jika jumlahnya sudah memadai, maka bakteri ini akan berkumpul untuk membuat cahaya yang lebih terang.


  “Dengan mengetahui bagaimana bakteri ini berkomunikasi, maka bisa membantu para ilmuwan untuk merancang jenis antibiotik baru. Obat-obatan ini diharapkan bisa menghalangi pelepasan sinyal molekul sehingga menghambat kemampuan bakteri untuk berbicara atau mendengar,” ungkap Bassler.

Dengan cara ini bakteri tidak akan pernah tahu apakah jumlahnya sudah cukup atau belum untuk melepaskan racun, sehingga infeksi bisa dihindari.

sumber : http://inianeh.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

© 2012 Aneuk Dara Template designed by BlogSpot Design - Ngetik Dot Com