Siapa yang belum pernah ke ibukota
Aceh, Banda Aceh? Saya sendiri sangat sering menjadikan kota Banda Aceh tempat
transit sehari sebelum pulang ke kota dingin. Bagi kamu yang hanya punya waktu ≤24 jam, ini beberapa rekomendasi tempat yang
wajib kamu kunjungi di Banda Aceh.
1. Mesjid Raya Baiturrahman (ditengah pusat kota
Banda Aceh)
Siapa
yang tidak tahu keindahan mesjid yang satu ini, mesjid ini dibangun pada tahun
1612 Masehi oleh Sultan Iskandar muda merupakan saksi bisu perkembangan Aceh dari
masa ke masa. Sempat dijadikan benteng pertahanan saaat Belanda memasuki Aceh,
mesjid ini adalah salah satu bukti kekuasaan-Nya saat tsunami meluluhlantakkan
bumi serambi mekkah. Ketika memasuki mesjid ini hawa sejuk langsung terasa,
dengan banyak ukiran dan bentuk yang manis mesjid ini sangat cocok bagi kamu
yang ingin merasakan ketenangan jiwa.
Mesjid Raya Biturrahman (sumber: en.wikipedia.org) |
2. Museum Tsunami (Jalan Sultan Iskandar Muda, Kota Banda Aceh)
Museum
tsunami adalah tempat wajib setelah kamu mengunjungi mesjid Raya Baiturrahman,
bangunan yang dirancang oleh walikota Bandung periode 2013-2018 punya pesona tersendiri. Bangunan yang mirip seperti kapal Titanic
ini tak lain dan tak bukan adalah tempat yang tepat untuk mengenang dan memetik
berbagai hikmah tsunami yang terjadi beberapa tahun silam. Bagi kamu yang baru
pertama kali ke Banda Aceh, wajib hukumnya mengunjungi museum ini. Museum ini
buka setiap hari mulai pukul sampai 09.00 – 17.00 WIB kecuali pada hari Jum’at dan
hari libur nasional. Untuk masuk museum ini anda tidak dikenakan biaya apapun
alias gratis. Museum ini letaknya di dekat Lapangan Blang Padang atau berjarak sekitar
1 Km dari Masjid Raya Baiturrahman.
Suasana didalam museum tsunami (sumber : https://www.facebook.com/roxas.beginner) |
(sumber: instagram.com/iloveaceh) |
3. Kapal PLTD Apung (Punge Blang Cut, Banda Aceh)
Kapal ini adalah salah satu
bukti kedahsyatan tsunami yang melanda kota Banda Aceh 2004 lalu, kapal dengan
berat 2.600 ton, panjang 63 meter
dan luas 1.900 meter persegi ini terseret gelombang tsunami kedaratan sejauh 5 km. Kapal
PLTD Apung sendiri dulunya adalah kapal generator listrik milik PLN di Banda
Aceh. Sekarang kapal ini dijadikan monument yang dibuka setiap
hari pada pukul 09.00-12.00 WIB dan 14.00-17.30 WIB, kecuali hari Jumat yang
dibuka pada pukul 14.00-17.00 WIB. Untuk
masuk ke museum ini pengunjung tidak dikenakan biaya masuk, hanya dikenakan
biaya parkir sebesar Rp 2000 bagi yang
membawa kendaraan.
5. Mi Razali (Jl. T. Panglima Polem, Peunayong, Banda Aceh)
Setelah
puas berlama-lama di warkop, ayo memanjakan lidah dengan makanan khas Aceh yang
ramai peminat ini. Apalagi kalau bukan mi aceh, banyak variasi mi aceh di
tempat ini. Mulai dari mi aceh biasa, mi kepiting, mi udang dan juga mi cumi.
Bagi kamu penyuka seafood dan juga makanan pedas wajib hukumnya mampir kesini,
dengan membayar Rp 10.000 sampai Rp 25.000 kamu sudah bisa menikmati mi yang
sudah melagenda di seantero Aceh ini. Warung mi Razali sudah buka sejak
tahun 1960-an. Namanya diambil sesuai dengan nama pemiliknya, Razali, yang kini
telah almarhum. Rasa mi ini pun tidak pernah berubah dari generasi ke generasi.
Mi Kepiting Razali yang melagenda (sumber: tripadvisor.com) |
6. Pantai Ulee Lheu (Jln. Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh)
Banda
Aceh yang letak geografisnya didekat laut membuat banyak obyek wisata berbasis
pantai, salah satunya adalah di kawasan ulee-lheu.
Banyak kawula muda yang menghabiskan sore disana, di sepanjang jalan kita bisa
menemui banyak penjual jagung bakar. Tempat ini sangat cocok dikunjungi bersama
keluarga, teman maupun pasangan.
Suasana sore di ulee lheu (sumber: bisnisaceh.com) |
nanti pas ke bna kita jalan2 kesini ya
BalasHapus